Selasa, 24 September 2013

I'm Really Sorry (Part 2)

_Happy Reading_
Peluh bercucuran dikening pemuda yang sedari tadi mengejar kekasihnya.
Mungkin gadisnya terlihat kesal.
“Mil, dengerin aku dulu.”Ucap Bisma dengan nada tinggi kepada Milda.
Yapp, Bisma berhasil meraih tangan Milda dan menenggelamkan kepala Milda kedalam dadanya yang tak terlalu bidang.
“Itu  tak seperti  yang kamu pikirkan, percayalah.”Jelas Bisma dengan nada lirih.
Apa itu tandanya Bisma ragu dengan ucapannya,
Entahlah hanya dia dan tuhan yang tahu
Heyyyy, lihat disana tak sadarkah Bisma.
Ada seorang gadis menatapnya dengan sendu !!!
Tak terasa cairan bening telah mengalir deras dari kedua pelupuk mata Anzha.
Yah, ternyata gadis yang telah menyaksikan adegan romantic itu adalah Anzha .Sakit, perih mungkin itu yang dirasakannya. Sudah 3 bulan lebih Ia  hidup dalam kesakitan batin -,-
___
“Ar, apakah kamu yakin dengan keputusan mu ini ?” Tanya seorang pemuda yang bertubuh gempal tersebut.
“Ak…ak…ku yakin kak.”Jawab gadis berkulit kuning langsat dengan lesung pipit ini, sebagai ciri khasnya.
“Hh, tapi aku tak yakin dengan keputusanmu. Kau tahu ? Ketika kamu menyakiti orang lain, kamu akan jauh lebih sakit. Ketika kamu membuat orang lain terluka, batinmu akan jauh lebih terluka. Kamu piker kamu akan puas dengan semua ini. Siapa yang  telah kamu sakiti ? Siapa yang telah kamu lukai ? Kau sadar kamu telah melukai dirimu sendiri ! Cobalah untuk jujur  pada dirimu Ar.” Kata Rangga
Yapp,  pemuda itu bernama Rangga seorang kakak bagi Artia, tapi entah bagaimana dengan Rangga.
Ucapan Rangga itu sungguh membua hati  Artia dihantui rasa bimbang, antara harus berani menyakiti hati seorang yang ia cintai dari awal demi kebahagiaan orang itu atau menyakiti orang itu dengan kebahagiaan yang menyisahkan luka pada akhirnya..
*Binggungkan ? Ya kan, yah kan??
Dengan sedikit menghelaan nafas.
 Artia menundukkan kepalanya berharap keajaiban Tuhan akan datang menghampirinya…
______
Drrt… Drrt
Suara handphone di saku kanan Rafael,  mungkin sangat menggangu.
Karena baginya itu menghilangkan bayangan sosok gadis pujaan hatinya
Dengan malas ia mengambil handphone itu. Tapi mengapa bibir seksi Rafael yang semula kebawah kini mampu mengukir senyuman mautnya.
Amazing!!!  Bagi siapa saja yang membuat pemuda ini, dua ibu jari untuknya.
Nafas  yang memburu, dada yang naik turun dan peluh yang bercucuran dari kening Rafael jelas dapat terlihat.
“Huhh.” Helaan nafas yang terasa berat, ia hembuskan bersama  sesalnya.
Kenapa ia harus menghilangkan moment sepenting  ini, sudah hampir 3 bulan ia menantinya tapi ia hilangkan begitu saja.
Ck, batinnya merutuki dirinya sendiri
Ada apa ini ? kenapa ada sepasang tangan lembut memeluk dirinya dari belakang  yang disertai dengan isak tangis seorang gadis ? Siapa gadis ini ?
Rasanya ia mengenal siapa gadis ini.
“Maaf,  aku menggangumu.” Lirih Anzha dengan wajah ayu yang di tengelamkan di punggung  Rafael.
“Tidak, tidak sama sekali.” Pungkas  Rafael cepat.
_____
Disudut taman Artia mencoba menghindar dari pemuda  yang mengikutinya sejak pelajaran pertama dimulai…
“Dicky, STOPP.”  Sentaknya,  langkah Artia berhenti  tegap dan sampai Dicky yang berada di belakang hamper menabrak tubuh mungilnya.
“Sebaiknya kamu pulang dan jangan ikuti aku ! Kau tak malu ? Aku sudah punya kekasih.” Lanjutnya berlahan dengan suara yang berangsur  melirih.
DEGG….
Rasanya hati Dicky saat itu hancur mendengar  kata  terakhir dari sang  pujaan hati.
Dan mungkin sekarang  air matanya berlomba-lomba untuk keluar, tapi ia harus berusaha tegar di hadapan wanita yang ia kagumi ini.
“Mungkin ini takdir yang indah, saat kau jauh dariku”  Ucap Artia lalu melanjut langkahnya secara perlahan.
“Bila saja kamu tau, dihatiku ada kamu. Bila kamu ngerti, tiap menit bahkan detik ada kamu, aku gak bisa dustai hati aku buat munafiki semua perasaanku. Pernah aku berlari dan bunuh rasa cintaku namun, sungguh aku gak bisa malah ku semakin cinta.” Ucap Dicky saat Artia belum jauh dari hadapannya.
SEERRR…
Desiran darah terasa menekan di nadi Artia.
Serasa kaki jenjangnya melemas seketika !
Apa sebegitunya ia menyakiti orang yang ia sayangi ?
Tanpa banyak kata Artia langsung berbalik dan berlari mendekap tubuh cungkring Dicky.
“Sorry, I’m Really Sorry. Ak..ku…h sadar bahwa aku yang terlalu munafik Ky… Aku  yang terlalu naifffdan ak..” Ucapnya terpotong
“Sssttt,,,, aku gak mau kamu bilang kaya gitu.” Sangkal Dicky meletakan jari telujuknya tepat dibibir  tipis Artia.
Sore itu mereka menikmati senja dibawah kebahagiaan masing-masing….
^_^
BERSAMBUNGGGGGGGGG
SEKALI LAGI MAAF NGARET ;)
R+C+L
Contact Person
Add : Ethy Mubarokah
Follow : @ethy_11
Foto
Mamang ampek kaya gituh? pilih kanan ato kiri mang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar