Selasa, 24 September 2013

I'm Really Sorry (Part 3)

 
-Happy Reading Guys-
 
 
Anzha menghela nafas dan melangkahkan kaki jenjangnya ke dalam istana barunya dan tentunya bersama keluarga barunya.
‘Kenapa aku harus tinggal dirumahnya? Itu semakin menekan batinku.” Pikirnya.
Anzha mengambil kunci dalam tas tangannya lalu membuka pintu, untung saja ia diberi kunci cadangan oleh Bu Anggar.
 
Ya, karena Bu Anggar tadi pagi telah berpamitan untuk menyelesaikan Lauching Resto perdananya di Pekanbaru.
Baru-baru ini, memang Bu Anggar juga mengembangkan hobby ‘Memasaknya’ dengan membuka Restaurant yang berdomisili makanan chinnese.
 
Tapi tunggu dulu,
Oh My God, itu tandanya dia dan Bisma akan berdua saja dirumah ini ! ‘BERDUA’
 
“Huftt.” Anzha menghempaskan tubuhnya pada sofa panjang berwarna coklat yang berada didepan televise kamarnya itu.
Mungkin ia perlu istirahat 15 menit untuk menghilangkan lelahnya dan sakit setelah menyaksikan pemandangan tadi pagi tentunya.
 
15 menit kemudian-
 
Dirasa sudah cukup beristirahat
Anzha beranjak dari sofa,  jam sudah menunjukan pukul 17:31 WIB, sebaiknyaia segera bangkit membersihkan diri dan menghilangkan cairan lengket yang menempel pada kedua pipinya sebelum Bisma datang.
 
Anzha masuk dalam kamar mandi dan menyalakan air hangat, membiarkan air mengalir memenuhi bathtub.
Dengan perlahan Anzha tertidur dibathtub, mungkin efek dari lelah dan music klasik dari Iphonenya.
_____
 
Ceklek
Suara pintu utama keluarga Karisma terdengar nyaring.
“Ma…Mama?”
Oh, ternyata itu Bisma bisa didengar dari suaranya yang serak-serak banjir  *eh..basah makcutnya
Tapi mengapa ia pulang dengan tampilan tak seperti biasanya, Sangatlah kucel !!
“Mana mama? Biasanya sudah stay dimeja makan dengan senjatanya.” Gumam Bisma.
“Hah” Hempasan dari tubuh Bisma mampu menggoyahkan ranjang yang berukuran king size ini.
“Ya Tuhan, semoga aku tak salah mengambil keputusan ini.” Batinnya.
 
Ceklek.
Aku seperti mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.
“Apa itu Anzha?” Batin Bisma.
Memang tadi Bisma sempat memejamkan matanya karna lelah.
“Astagfirullah.” Sentaknya dalam hati.
Ketika ia berlahan membuka mata tapi entah kenapa ia malah berpura-pura tertidur ? Sebenarnya apa yang ia lihat?
___
 
“Ngh….” Terdengar suara uapan dari bibir Anzha.
Hey, sepertinya Anzha tertidur selama puluhan menit.
Lihat saja sekarang sudah pukul 18:54 WIB.
“Astaga ! sudah berapa lama aku tertidur dibathtub ini?” Batinnya.
Segera ia melepas headset yang tadi menyumpal telinganya dan bangun membilas tubuhnya.
“Whattt??? Kemana bajuku ? Apa aku lupa tak membawa?”  Gumamnya sambil mencari pakaian yang mungkin ia lupa membawanya.
“Ah tak apa, lagipula belum tentu ia sudah pulang.” Ujarnya dengan enteng.
 
‘CEKLEK’
Dengan hati-hati Anzha keluar dari kamar mandi, segera ia mengambil pakaian dari almari dan kembali masuk ke kamar mandi.
Tapiii,,,,
“AAaaa…aaa..”
 
___
 
Hening
Sudah 30 menit mereka berada di taman kampus tapi tak sepatah katapun  terucap dari kedua bibir mereka
“Emt..Ar”
“Ngh..dik”
Ujar mereka berdau secara bersamaan.
“Kamu dulu.” Ucap Artia cepat.
“Enggak, kamu aja dulu.” Pungkas Dicky.
“Gak apa, kamu dulu aja deh.’ Ucap Artia
 
“Hahahahaha.” Tawa Dicky.
Kedua alis mata Artia menaut  tanda tak mengerti.
“Kok, kita jadi kaya anak kecil gini sih ! udah kamu dulu ladies first. Okey.”
“Key, Emt…. Dik” Jawab Artia
“Yah.” Dicky langsung saja menoleh pada wajah ayu Artia yang sebagian tertutupi sinar sang senja.
“Kamu tau aku tak sesempurna gadis lain. Kamu yakin, tak akan pernah menyesal?” Tanya Artia ragu.
Seketika itu kedua bola mata Dicky menatap lekat kedua mata Artia yang tertunduk lesu. Ia menarik nafas dengan kasar.
“Ar, Sudahberapa kali aku katakana ! apa kau tak percaya padaku?” Tany Dicky.
“Bagaimana aku bisa percaya padamu? Aku percaya pada Tuhanlah.” Jawab Artia dengan sifat Childishnya
“Ck, est iya aku tau itu Artia.” Ucap Dicky mengusap wajahnya gusar.
“Lalu?” Artia dengan tampang inconnectnya.
Kini kedua telapak tangan Dicky perlahan telah menempel dengan pipi kanan dan pipi kiri Artia.
Ia menatap kedua mata kekasihnya dengan teduh.
“Dengarkan aku Artia tiyut. Aku tau takdir itu telah tergaris dengan sendirinya. Tapi aku juga percaya bahwa keajaiban tuhan itu tidak diragukan adanya ! Paham gadis kecil” Jelasnya dengan nada lembut.
Dekapan erat yang di berikan Dicky disambut dengan untaian senyum dari bibir Artia.
Disudut dinding koridor kampus terlihat gadis dengan senyum anehnya.
“Coba lihat,aku tak akan membiarkan kalian bertahan lama.”
 
 
___
 
 
“Ayolah… sayang ! “ Seru pemuda tegap ini.
“Tidak…!!” Sentak gadis kecil berambut ikal ini dengan suara melengking miliknya.
“Ayah mohon, ini sudah jam 7. Ayah harus kekantor” Ujarnya dengan wajah yang sungguh amat pasrah.
“Tapi Naula, tak mau pergi sekolah. Stu kali ini ajah.” Pinta gadis kecil itu yang bernama Naura.
“Tidak, sudah cukup tak masuk selama 9 hari !” Jelasnya, mungkin ia sudah habis kesabaran.
“Pokoknya Naula tidak mau mandiii….” Jeritnya.
“Mau tak mau.” Ujar Morgan segera menggendong tubuh kecil Naura.
“Aaaa…aaa.. OMA” Teriaknya Histeris u,u
 
 
“Mungkin aku harus turun tangan, aku tak bisa membiarkan Morgan merawat Naura pada usianya yang masih muda.” Lirih wanita paruh baya ini yang berada dibelakang pintu dapur dengan tatapan sendu.
 
 
___
 
 
“AAaa…aaa” Jerit Anzha ketika tak sengaja telapak kakinya yang basah bertemu dengan lantai sehingga ia terjengkal kebelakang.
Dan saat itu juga ia memejamkan matanya berharap ada seorang pangeran yang menyanggah tubuhnya.
 
Opss, bagai tuhan mendengarkan do’anya, ia merasa ada yang memegang bahu dan pinggangnya, siapa dia?
Apa mungkin dia pangeran? Pemikiran yang bodoh !
 
‘Oh Tuhan ternyata bidadari yang kau takdirkan begitu indah, maaf aku tlahmenyia-yiakannya’ Bisma nenatap intens wajah Anzha yang sedang memejamkan matanya.
 
Slow but sure, Bisma mulai mendekatkan wajahnya…..
Heyy, apa yang akan kau lakukan Bisma??
“BRUUKKKS”
BERSAMBUNGGG

I'm Really Sorry (Part 2)

_Happy Reading_
Peluh bercucuran dikening pemuda yang sedari tadi mengejar kekasihnya.
Mungkin gadisnya terlihat kesal.
“Mil, dengerin aku dulu.”Ucap Bisma dengan nada tinggi kepada Milda.
Yapp, Bisma berhasil meraih tangan Milda dan menenggelamkan kepala Milda kedalam dadanya yang tak terlalu bidang.
“Itu  tak seperti  yang kamu pikirkan, percayalah.”Jelas Bisma dengan nada lirih.
Apa itu tandanya Bisma ragu dengan ucapannya,
Entahlah hanya dia dan tuhan yang tahu
Heyyyy, lihat disana tak sadarkah Bisma.
Ada seorang gadis menatapnya dengan sendu !!!
Tak terasa cairan bening telah mengalir deras dari kedua pelupuk mata Anzha.
Yah, ternyata gadis yang telah menyaksikan adegan romantic itu adalah Anzha .Sakit, perih mungkin itu yang dirasakannya. Sudah 3 bulan lebih Ia  hidup dalam kesakitan batin -,-
___
“Ar, apakah kamu yakin dengan keputusan mu ini ?” Tanya seorang pemuda yang bertubuh gempal tersebut.
“Ak…ak…ku yakin kak.”Jawab gadis berkulit kuning langsat dengan lesung pipit ini, sebagai ciri khasnya.
“Hh, tapi aku tak yakin dengan keputusanmu. Kau tahu ? Ketika kamu menyakiti orang lain, kamu akan jauh lebih sakit. Ketika kamu membuat orang lain terluka, batinmu akan jauh lebih terluka. Kamu piker kamu akan puas dengan semua ini. Siapa yang  telah kamu sakiti ? Siapa yang telah kamu lukai ? Kau sadar kamu telah melukai dirimu sendiri ! Cobalah untuk jujur  pada dirimu Ar.” Kata Rangga
Yapp,  pemuda itu bernama Rangga seorang kakak bagi Artia, tapi entah bagaimana dengan Rangga.
Ucapan Rangga itu sungguh membua hati  Artia dihantui rasa bimbang, antara harus berani menyakiti hati seorang yang ia cintai dari awal demi kebahagiaan orang itu atau menyakiti orang itu dengan kebahagiaan yang menyisahkan luka pada akhirnya..
*Binggungkan ? Ya kan, yah kan??
Dengan sedikit menghelaan nafas.
 Artia menundukkan kepalanya berharap keajaiban Tuhan akan datang menghampirinya…
______
Drrt… Drrt
Suara handphone di saku kanan Rafael,  mungkin sangat menggangu.
Karena baginya itu menghilangkan bayangan sosok gadis pujaan hatinya
Dengan malas ia mengambil handphone itu. Tapi mengapa bibir seksi Rafael yang semula kebawah kini mampu mengukir senyuman mautnya.
Amazing!!!  Bagi siapa saja yang membuat pemuda ini, dua ibu jari untuknya.
Nafas  yang memburu, dada yang naik turun dan peluh yang bercucuran dari kening Rafael jelas dapat terlihat.
“Huhh.” Helaan nafas yang terasa berat, ia hembuskan bersama  sesalnya.
Kenapa ia harus menghilangkan moment sepenting  ini, sudah hampir 3 bulan ia menantinya tapi ia hilangkan begitu saja.
Ck, batinnya merutuki dirinya sendiri
Ada apa ini ? kenapa ada sepasang tangan lembut memeluk dirinya dari belakang  yang disertai dengan isak tangis seorang gadis ? Siapa gadis ini ?
Rasanya ia mengenal siapa gadis ini.
“Maaf,  aku menggangumu.” Lirih Anzha dengan wajah ayu yang di tengelamkan di punggung  Rafael.
“Tidak, tidak sama sekali.” Pungkas  Rafael cepat.
_____
Disudut taman Artia mencoba menghindar dari pemuda  yang mengikutinya sejak pelajaran pertama dimulai…
“Dicky, STOPP.”  Sentaknya,  langkah Artia berhenti  tegap dan sampai Dicky yang berada di belakang hamper menabrak tubuh mungilnya.
“Sebaiknya kamu pulang dan jangan ikuti aku ! Kau tak malu ? Aku sudah punya kekasih.” Lanjutnya berlahan dengan suara yang berangsur  melirih.
DEGG….
Rasanya hati Dicky saat itu hancur mendengar  kata  terakhir dari sang  pujaan hati.
Dan mungkin sekarang  air matanya berlomba-lomba untuk keluar, tapi ia harus berusaha tegar di hadapan wanita yang ia kagumi ini.
“Mungkin ini takdir yang indah, saat kau jauh dariku”  Ucap Artia lalu melanjut langkahnya secara perlahan.
“Bila saja kamu tau, dihatiku ada kamu. Bila kamu ngerti, tiap menit bahkan detik ada kamu, aku gak bisa dustai hati aku buat munafiki semua perasaanku. Pernah aku berlari dan bunuh rasa cintaku namun, sungguh aku gak bisa malah ku semakin cinta.” Ucap Dicky saat Artia belum jauh dari hadapannya.
SEERRR…
Desiran darah terasa menekan di nadi Artia.
Serasa kaki jenjangnya melemas seketika !
Apa sebegitunya ia menyakiti orang yang ia sayangi ?
Tanpa banyak kata Artia langsung berbalik dan berlari mendekap tubuh cungkring Dicky.
“Sorry, I’m Really Sorry. Ak..ku…h sadar bahwa aku yang terlalu munafik Ky… Aku  yang terlalu naifffdan ak..” Ucapnya terpotong
“Sssttt,,,, aku gak mau kamu bilang kaya gitu.” Sangkal Dicky meletakan jari telujuknya tepat dibibir  tipis Artia.
Sore itu mereka menikmati senja dibawah kebahagiaan masing-masing….
^_^
BERSAMBUNGGGGGGGGG
SEKALI LAGI MAAF NGARET ;)
R+C+L
Contact Person
Add : Ethy Mubarokah
Follow : @ethy_11
Foto
Mamang ampek kaya gituh? pilih kanan ato kiri mang?

I'm Really Sorry (Part 1)

Hay, guys ini cerbung pertamaku
Semoga kalian suka ^_^
NO COPASS NO EDIT NO BULLY
 
Cerbung ini sangat aballll jadi perlu sangat coment
 
 
-Happy Reading-
Hidup yang sesungguhnya itu adalah hidup yang sederhana dan biasa-biasa saja
Banyak  yang mengira, kehidupan ini nyaman, tenang dan bahagia setelah aku menyandang status sebagai Ny. Karisma
Hh, entahlah harus dari mana aku berkata. Hanya status tapi tidak dengan kehidupan
Yapp, aku tau ini hanya sebuah perjodohan tapi sadarkah dia ini berawal dari keluarga Karisma
 
“Tok tok tok.” Ketukan pintu itu membuyarkan lamunan Anzha.
YaTuhan, sudah jam berapa ini ? Bukannya Anzha ada kuliah pagi.
“Iya,  sebentar.” Anzha beranjak dari tempat tidur dan segera berjalan membukakan pintu
“Eh, Bik  ada apa?” Anzha dengan senyuman tipis dari bibir seksinya
“Di bawah sudah ditunggu oleh Bu Anggar, untuk sarapan Non.” Ucap Bu Minah dengan lembut
“Baik Bik, sebentar lagi saya turun.” Ucap Anzha
 
---------
 
Sedangkan sedari tadi gadis ini dengan gelisahnya mondar mandir tak jelasdidepan rumahnya, namun pemuda yang ditunggu tak kunjung datang.
 
Kini hatinya mulai tenang saat ia mendengar deruan suara kenalpot motor yang familiar ditelinganya
“Bisma, kamu kok lama banget sih?”Dumel gadis cantik ini pada kekasihnya.
“Maaf, tadi aku ada urusan sebentar.”Bisma dengan nada datar plus wajah cueknya
Ck…ck, masih sempat-sempatnya dia bersikap dingin saat kekasihnya sedang jengkel~.~
 
“Gak biasanya kamu kaya gini. Atau jangan-jangan…..” Ucap gadis ini dengan menggantung dan penuh nada curiga
‘Udahlah Mil, aku lagi tak mood untuk berdebat saat ini. Cepat naik dan ayo berangkat  30 menit lagi akan masuk.” Elak Bisma pada kekasihnya yang ternyata bernama Milda.
Dengan wajah cemberut dan bibirnya yang dikerucutkan, ia menaiki motor Ninja putih milik Bisma.
 
 
------
 
Dengan malas Anzha menuruni anak tangga, dan Bu Anggar yang mengetahui itupun mengerutkan keningnya.
“Ada apa zha, kok keliatan lemes begitu?” Tanya Bu Anggar
“Ngh, tidak apa tan.Eh Mah.”Secara reflex Anzha menutup mulutnya disertai dengan senyuman kikuk.
Bagaimana tidak kikuk ? Salah menyebut, oh bukan itu seharusnya ia menyebutnya dengan sebutan ‘Mah’ paling tidak.
“Biasakan kamu panggil tante dengan sebutan Mamah. Ingat sekarang kamu sudah bagian dari keluarga Karisma.”Pesan bijak yang dilontarkan oleh Bu Anggar
Anzha hanya menjawabnya dengan anggukkan kepala lalu melanjutkan sarapannya.
“Bagaimana dengan semalam, zha?” Tanya Bu Anggar
“Uhuk..uhuk..” Pertanyaan Bu Anggar membuat Anzha terkejut dan tersedak
“Kamu tak apa?” Binggung Bu Anggar
“Aku tak apa mah, hanya sedikit tak enak badan. Kalau begitu Anzha berangkat dulu Ma.” Jawab Anzha seraya meraih punggung tangan Bu Anggar
“Iya, hati-hati dijalanya Zha.”Pesan Bu Anggar
“Anak itu bagaimana mau kuliah jika tak enak badan.”Batin Bu Anggar sambil menggelengkan kepalanya ketika Anzha telahmenghilang dari balik pintu
 
-------
 
“Woy,,ngelamun aja. Kesambet peri lalung baru tau rasa loh!” Seru seorang pemuda berwajah baby face sambil menepuk bahu pemuda itu.
Pemuda bertubuh tegap ini hanya menoleh sesaat dan melanjutkan lamunannya
“Udahlah Raf, dia udah punya kehidupan sendiri. Move On dong!” Saran pemuda yang bernama Dicky ini pada sahabatnya Rafael.
“Seperti gue contohnya, gak menyerah meski ditolak beribu kali.”Lanjutnya yang menceritakan sedikit perjalanan cintanya
-.-uhhhmiriss
 
Rafael hanya terdiam menatap sang senja yang menjulang tinggi.
 
-------
 
Peluh bercucuran dikening pemuda yang sedari tadi mengejar kekasihnya yang terlihat kesal ini.
“Mil, dengerin aku dulu.” Ucap Bisma dengan nada tinggi kepada Milda.
Yapp Bisma berhasil meraih tanggan Milda dan menenggelamkan kepala Milda kedalam dadanya yang tak terlalu bidang.
 
“Itu semua tak seperti yang kamu pikirkan, percayalah.” Jelas Bisma dengan nada lirih.
Apa itu tandanya Bisma ragu dengan ucapannya.
Entahlah hanya dia dan tuhan yang tau
 
 
 
 
 
 
Bersambunnggggggg…
    RCL
Kritik dan saran sangat diperlukan dalam cerbung abal ini..
 
Contact person
follow @ethymubarokah